Senin, 20 Maret 2017

my passion

Passion adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan untuk melakukannya.
Passion adalah dimana kita akan mengorbankan segala hal untuk mencapai itu.
Passion adalah sesuatu yg dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar manusia
Passion adalah dimana kita tidak memikirkan untung dan rugi.
Passion adalah ketika kita melakukan hal itu begitu saja dan lupa dengan hal yang lain.
Passion adalah sesuatu yang sangat kita sukai, sesuatu yang bisa kita lakukan berjam-jam tanpa kita merasa capek.



my hobby

hobby is a regular activity that is done for enjoyment, typically during one's leisure time. Hobbies can include collecting themed items and objects, engaging in creative and artistic pursuits, playing sports, or pursuing other amusements. A list of hobbies is lengthy and always changing as interests and fashions change. By continually participating in a particular hobby, one can acquire substantial skill and knowledge in that area. Engagement in hobbies has increased since the late nineteenth century as workers have more leisure time and advancing production and technology have provided more support for leisure activities. As some hobbies have become less popular, like stamp collecting, others have been created following technological advances, like video games.

some kind of my hobbies:

1. Read comic 



2. Surf the internet

















3. Laze around



4.Listen to the music


5. Running

6.Play video games


7. Collecting sneakers


Senin, 30 Januari 2017

Sejarah GMF

GMF AeroAsia







PT GMF AeroAsia adalah perusahaan internasional yang mempekerjakan sekitar 4300 karyawan yang berbasis di Jakarta, Indonesia.Perusahaan ini memberikan layanan pesawat dari berbagai jenis dan merupakan salah satu fasilitas perawatan pesawat terbesar di Asia GMF AeroAsia merupakan salah satu perusahaan dengan laporan keuangan terbaik di dunia, Laporan Tahunan 2013 GMF meraih peringkat keempat dalam 50 Annual Report Terbaik Dunia di ajang "Vision Award 2013/14" yang diselenggarakan League of American Communications Professionals; penghargaan Best Report Narrative serta Platinum Award juga diraih GMF di ajang yang sama.



SEJARAH SINGKAT GMF

Garuda Maintenance Facility (GMF), merupakan salah satu program pemerintah pada tahun 1980. Wiweko sebagai direktur Utama Garuda Indonesia pada masa itu mengajukan kepada pemerintah Indonesia, bahwa Garuda Indonesia akan pindah dengan konsekuensi diberikan pendukung penerbangan, yakni berupa hangar pesawat. Garuda Indonesia mengajak konsulta asing, kontrak pendanaan antara pemerintah Indonesia dengan AMRO Bank (sebagai penyandang dana), dimana proyek ini mengeluarkan biaya sebesar 45 juta gulden atau sekitar 165 juta dollar AS. Ketika proyek tersebut masih berjalan secara prematur, ternyata kondisi perekonomian di Indonesia tidak terlalu menggembirakan. Hal ini mengakibatkan pihak pemerintah Indonesia melakukan penjadwalan ulang atas semua proyek yang ingin dan sedang dilaksanakan berdasarkan instuksi Presiden No. 13/1983 yang terjadi kemudian pada Juni 1983 adalah, dibatalkannya kontak kerja antara pemerintah RI dengan AMRO Bank. Secara yuridis memang kontrak tersebut behim seratus persen sah, mengingat klausal pemerintah Indonesia turut serta menyetujuinya, belum ditandatangani. Dengan adanya kontrak diatas, Garuda Indonesia mendapat tugas bam yaitu untuk mencari cara lain guna membangun fasilitas perawatan dan perbengkelan pesawatnya.



Maka pada tanggal 27 Juni 1983, Garuda Indonesia saat itu juga dikelixarkan instruksi dari pemerintah yang menyarankan agar semaksimal mungkin menggunakan produksi dalam negeri. Pihak Garuda Indonesia tampaknya tidak mempunyai banyak waktu lagi untuk mempertimbangkan pilihannya kecuali menerima tawaran dari pemerintah. Akhirnya diputuskan sejak 1984 sebuah konsuftan dari daam negeri, PT. Encona bertanggung jawab untuk meneruskan proyek pembangunan fasilitas perawatan dan bengkel pesawat milik Garuda Indonesia. Garuda Indonesia memahami bahwa bekeradaan fasilitas tersebut sangat penting. Oleh karena itu Garuda Indonesia juga harus menyesuaikan dengan program ke depan, dimana keberadaan seluruh pesaat membutuhkan perhatian yang sangat besar dan perawatan yang serius. Semakin bertambah pesawat semakin banyak investasi yang dhanamkan untuk merawat asset tersebut.

Dengan disediakannya tanah seluas 115 hektar oleh pemerintah, melalui otoritas Angkasa Pura II, maka pihak Garuda Indonesia merencanakan pembangunan sebuah pusat perawatan atau bengkel pesawat yang lengkap. Hal ini sangat perlu guna menunjang operasional seluruh pesawat Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta. Pusat perawatan atau bengkel Garuda Indonesia kemudian dikenal dengan nama Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia, selesai dibangun secara bertahap. Sejak 1986 hingga 1991, proses pembangunan meliputi urutan sebagai berikut tepat parkir pesawat selesai pada 1986, hangar II 1987, hangar HI 1988 dan hangar 1991. Pembangunan terakhir adalah gedung Serbaguna dan Manajemen 1983. Dalam rentang waktu pembangunan 1986-1991, juga dibangun sejumlah fasilkas pendukung, seperti Workshop dan II, General store, komplek Ground Support Equipment (GSE) tempat pengolah limbah, Engine Shop, engine test call dan sebagainya. Semua usaha keras dalam rangka mempersiapkan kebutuhan GMF Aero Asia ternyata telah memperlihatkan hasil yang cukup memadai. Sebagaimana dasar konsep yang harus dimiliki oleh semua perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang komersial, GMF Aero Asia telah mencapai thik standar terpercaya, aman, terampil dan tepat waktu serta ekonomis dibandingkan dengan pesawat terbang diluar negeri (kompetitif).

GMF Aero Asia dapat meraih standar tersebut berkat dukungan sumber daya manusia yang produktif berdedikasi dan bertanggung jawab yang meliputi semua aspek pekerjaan. Disamping itu tentu saja didukung manajemen yang setiap saat diuji kemantapannya guna mencapai efisiensi. Dengan memanfaatkan langkah kerja yang mantap dan akurat, GMF Aero Asia bertanggung jawab atas perawatan demi keamanan dan kelayakan berbang mesin pesawat secara menyeluruh. Sejalan itu juga GMF Aero Asia melaksanakan perawatan kebersihan dan keindahan kabin pesawat, serta menyediakan pesawat agar dapat melaksanakan jadwal terbang yang tepat waktu termasuk didalam kemampuan untuk menyediakan fasilitas pemeliharaan pesawat sipil komersial bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Untuk menunjang kegiatan tersebut, maka GMF Aero Asia secara khusus melimpahkan perhatian yang serius pada sektor pengembangan sumber daya manusia yang akan menjadi pengendali keberhasilan pertumbuhan dimasa depan. Pertumbuhan yang terencana dengan baik merupakan dasar kegiatan GMF Aero Asia untuk mencapai sistem kualitas manajemen yang berintegrasi secara utuh. GMF Aero Asia telah memiliki alat kelengkapan utama yang meliputi secara teknik, organisasi dan sumber daya. Visi dan misi PT. GMF Aero Asia disusun dalam rangka memberikan pelayanan jasa perawatan pesawat, mesin pesawat dan komponen pesawat yang memenuhi standar Airworthiness (keselamatan penerbangan).



VISI DAN MISI


Visi PT. GMF Aero Asia adalah menciptakan perawatan yang mencakup repair dan overhaul competitive dalam hal kualitas, biaya, pengiriman dan pelayanan. Misi PT. GMF Aero Asia adalah: a. Product (hasil usaha): menjaga kemampuan perawatan pesawat, mesin pesawat dan komponennya agar tetap bersaing dalal hal kualitas, biaya, pengiriman dan service. b. Bussiness (usaha): meningkatkan pendapatan dan keuntungan c. Human Recorce (sumber daya manusia) menjadikan sumber daya manusia yang profesional dalam industri penerbangan

STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia terdiri dan enam direktorat yang masing-masing direktorat dipimpin oleh seorang direktur, yaitu
a. Direktorat Strategis dan Umum
b. Direktorat Keuangan
c. Direktorat Teknik
d. Direktorat Operasi
e. Direktorat Niaga

Garuda Maintenance Facility 30 Pada stuktur organisasi direktorat Garuda Maintence Facility membawahi 11 (sebelas) divisi yang terbagi dalam dua fungsi yaitu a. Business Function Organization Fungsi ini mempunyai (enam) divisi dibawahnya, yaitu
1. Line Maitenance
2. Base Maitenance
3. Component Maitenance
4. Engine Maitenance
 5. Asset and counter trade management
 6. Garuda Maitenance Facility

Service Function Organization Fungsi ini mempunyai (lima) divisi dibawahnya, yaitu:
1. Internal Audit and controler
2. Quality assurance
3. Administration and Finance
4. Marketing and Development
5. Strategic policy and corporate secretary

PRODUK
Produk PT. GMF Aero Asia GMF Aero Asia merupakan perusahaan jasa yang bergerak dibidang perawatan pesawat, component pesawat dan engine, selain itu GMF Aero Asia juga mengerjakan pekerjaan service yang mendukung pekerjaan pesawatnya.
Adapun produk dari GMF adalah:
·         Air Craft Maitenance Dengan tiga hangar yang luasnya 480.000 m2 dengan pengalaman lebih dari 15 tahun, GMF Aero Asia mampu untuk merawat mulai ari pekerjaan ringan sampai overhaul. Tipe pesawat yang bisa dikerjakan sampai dengan overhaul adalah Boing 737, Douglas DC 9, DC 10, Airbus 300, Fokker berbagai jenis.
·         Component Maintenance Dengan didukung dua workshop yang memiliki standar intemasional GMF Aero Asia mampu mengerjakan komponen pesawat maupun komponen engine. Service yang bisa dikerjakan antara lain
1. Sheet metal and composite
2. Hydralulic component
3. Pneumatic component
4. Instrumen, electonic, radio dan Avionic component
5. Calibration

·         Enggine Maintenance Untuk engine ini GMF Aero Asia telah berpengalaman lebih dari setengah abad dengan berbagai type dan merk engine seperti Toll Royce, General Electic dan Pratt Whitney, workshop ini juga mampu untuk melaksanakan pekerjaan APU dengan kemampuan sama seperti pengerjakan engine. Selain itu juga dilengkapi dengan fasilitas 32 test cell yaitu untuk mengerjakan test performa engine atau test perfbrmaAPU. Engirtering service maitenance Support Untuk mendukung pekerjaan diatas GMF Aero Asia juga melaksanakan pekerjaan pendukung yaitu Laboratory, bancing, cleaning, inspection, weld repair, heat treatment, counting.


FASILITAS

PT.GMF aeroasia mempunya 4 buah hangar :
1.     Hangar 1
Hangar ini diselesaikan pada tanggal 1991 dan digunakan untuk heavy maintenance untuk pesawat BOEING 747 -777. Hangar ini mempunyai luas 21.540 m2





2.     Hangar 2
Perawatan pada hangar 2 mencakup semua tipe baik besar maupun kecil. Hangar ini mempunyai luas 22.500 m2







3.       Hangar 3
Hangar ini digunakan untuk heavy maintenance (pesawat besar) seperti airbus dan mempunyai luas lahan 22.500 m2






4.       Hangar 4
Merupakan hangar terbesar di dunia dengan luas 66.000 m2. Perawatan pada  hangar ini khusus pesawat narrow body (berbadan kecil). Pada hangar ini bisa muat 16 pesawat sekaligus dan memiliki 2 bagian yaitu bagian barat dan bagian timur



Minggu, 29 Januari 2017

Tujuan kerja setelah lulus

TUJUAN KERJA SETELAH LULUS














Setelah lulus S1 saya ingin melanjutkan ke S2 terlebih dahulu. Jika memungkinkan saya ingin melanjutkan S2 ke luar negeri untuk menambah pengalaman dan pengetahuan saya. Setelah lulus S2, saya ingin bekerja di perusahaan airlines luar negeri seperti ANA, JAL, Singapore Airlines, dll. Saya juga bertekad untuk menjadi General Manager di salah satu perusahaan tersebut. 





Alasan memilih STMT Trisakti

ALASAN MEMILIH STMT TRISAKTI















Pertama, karena STMT Trisakti merupakan PTS yang terkenal dan mempunyai akreditasi yang bagus untuk jenjang S1 yaitu terakreditasi A. Kedua, karena jurusan yang saya minati yaitu Manajemen Transportasi Udara yang memiliki akreditasi bagus ada di STMT Trisakti. Ketiga, karena lokasinya yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal saya.

Profil STMT Trisakti

SEJARAH STMT TRISKTI










v  Tahun 1970
Akademi Angkutan Udara Niaga (AAUN) Trisakti
Tahun 1970 STMT Trisakti dikenal dengan nama Akademi Angkutan Udara Niaga (AAUN) Trisakti. Kemudian dengan Keputusan Mendikbud No.0332/O/1985 tanggal 27 Juli 1985 berubah menjadi Akademi Administrasi Udara Niaga Trisakti.

v  6 Desember 1986
Akademi Administrasi Udara Niaga Trisakti
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Mendikbud No.0860/O/1986 tanggal 6 Desember 1986, status dan nama lembaga ini ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti disingkat STMT Trisakti.

v  Tahun 1986
Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti
Ketika itu STMT Trisakti mengelola 2 (dua) jenjang pendidikan, yaitu: a. Jenjang Pendidikan D.III b. Jenjang Pendidikan D.IV. STMT Trisakti memperoleh izin dari DIKTI untuk menyelenggarakan Jenjang Pendidikan Diploma IV untuk Program Studi Manajemen Transpor Darat (D.IV MTD), berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nomor : 0895 / O / 1986 tanggal 29 Desember 1986.




v  Tahun 1993
Izin DIKTI untuk Diploma III Program Manajemen Transpor Laut
STMT Trisakti memperoleh izin dari DIKTI untuk menyelenggarakan Jenjang Pendidikan Diploma III untuk Program Studi Manajemen Transpor Laut (D.III MTL), berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 481/DIKTI/Kep/1993 tanggal 13 Agustus 1993, dengan Status TERDAFTAR.

v  26 Januari 1998
Diploma IV (D.IV) menjadi Strata 1 (S.I) Manajemen
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 18/DIKTI/Kep/ 1998 tanggal 26 Januari 1998, Program Studi Diploma IV (D.IV) berubah menjadi Program Studi Strata 1 (S.I) Manajemen, dengan konsentrasi :
·         Manajemen Transpor Udara (MTU)
·         Manajemen Transpor Darat (MTD)
·         Manajemen Transpor Laut (MTL)



v  15 Juni 1998
Izin menyelenggarakan Jenjang Pendidikan DIII Manajemen Logistik dan Material
Pada tahun 1998, STMT Trisakti memperoleh izin menyelenggarakan Jenjang Pendidikan Diploma III Program Studi Manajemen Logistik dan Material (D.III MLM), berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 194/DIKTI/Kep/1998 tanggal 15 Juni 1998, dengan Status Terdaftar.

v  3 Maret 2005
Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Transportasi dan Logistik
Pada tahun 2005, STMT Trisakti memperoleh izin operasional untuk penyelenggaraan Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Transportasi dan Logistik berdasarkan surat DIKTI No. 646/D/T/2005 tanggal 3 Maret 2005.



v  Sampai Saat ini
Terus Membangun Kejayaan

Sampai saat ini, Sekolah Tinggi Manajemen Trisakti Terus berusaha memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.